Semua yang terposting dalam blog saya, belum tentu itu adalah kehidupan saya yang sebenarnya.
Selasa, 25 November 2014
Minggu, 09 November 2014
Secret Admirer
Menjadi
seorang pengagum rahasianya itu tidaklah mudah. Sama halnya seperti satu semut
yang ada diantara jutaan rambut karpet. Layaknya satu nyamuk yang sedang bersembunyi
dibalik tirai gorden. Nyata, tapi tak terlihat. Persis seperti yang aku rasakan
kali ini. Aku dan dia sebenarnya sudah kenal lama, bahkan dari pertama kami duduk
dibangku Sekolah Dasar.
Tapi tak
pernah sedikitpun ku sangka bahwa bisa-bisanya aku memendam rasa yang lebih ke
dia. Padahal dari dulu kita hanyalah sekedar sahabat. Bahkan sahabat baik. Dia
itu satu-satunya laki-laki yang sudah mengajari aku banyak hal. Dan sangat tak
kusangka kini dia jauh diatas aku. Terkadang aku berpikir bahwa mustahil sekali
untuk ku dapat menggapai dia yang jauh diatas aku. Demi Tuhan, meski aku
sendiri bersahabat dengannya sejak kecil, tetap saja perbedaan kami yang
sangatlah jauh membuatku minder.
Meski
sebenarnya dia sangatlah baik, sopan, tak pernah acuh pada siapapun, perhatian,
dan ramah. Tapi tetap saja membuat sekujur tubuhku bergemetar bila dekat dengannya
dikala dia sedang dikeremuni banyak perempuan yang sangatlah cantik. Meski
sebenarnya dia adalah pribadi yang agak cuek, tapi aku tau, dibalik cueknya
dia, pasti terselip sebuah rasa perhatian yang tulus dan lembut. Dan dibalik
senyum manisnya pada semua perempuan yang dia jumpai, pasti ada satu buah senyum
yang jauh lebih manis, yang spesial dia persembahkan kepada wanita impiannya. Aku
tahu, aku sadar, pasti wanita impiannya itu bukanlah diriku, aku tahu itu.
Tapi terkadang
seringkali aku berpikir; “apa dia tahu perasaan spesial yang aku rasa ini?” Aku
tahu aku bodoh. Bagaimana dia bisa tahu? kalau untuk bicara jujur sajah aku tak
punya keberanian. Dari dulu kita bersahabat. Aku kenal betul watak dan
sifatnya. Dan aku tahu, walau sekalipun aku jujur tentang semua perasaan ini
padanya, pasti dia hanya akan mengira ini semua hanyalah sebatas candaan yang
kubuat.
Tuhan, aku
sadar, aku tahu diri. Bahwa aku hanya bisa sekedar bersahabat saja dengannya.
Dan aku juga sadar Tuhan, bahwa hanyalah sebuah mimpi yang tak akan pernah
terwujud bila aku mengharapkan perasaanku ini bisa terbalas. Aku tahu posisiku
saat ini ibaratkan seorang gadis desa yang mencintai seorang pangeran yang
gagah perkasa. Pangeran yang dicintai oleh banyak puteri cantik. Tapi aku hanyalah
gadis biasa yang mencintai pangeran itu.
Yang sangatlah
aku takutkan adalah, apakah bila suatu hari nanti aku bilang apa adanya tentang
semua perasaanku yang telah aku pendam selama ini, persahabatan kami yang sudah
dirajut sejak lama akan kandas? Dan apakah bisa dia tak bisa membalas perasaanku
ini, kami akan seolah-olah tak pernah
kenal? Apa persahabatan kami akan berakhir seolah-olah ini semua ini tak pernah
terjadi? Ya Tuhan, jangan sampai itu semua terjadi.
Lebih baik
aku hanya menjadi secret admirernya saja, dari pada itu semua harus terjadi. Cinta
memang tak pernah bisa ditebak bakal terjadi kapan, dan pada siapa. Aku dan dia
yang dari dulu bersahabat baik, tak kusangka dia juga yang akan menjadi my
first love. Apa cinta memang selalu datang terlambat? Lalu kalau itu benar,
bagaimana dengan cinta pada pandangan pertama? Apa itu ada?
Perasaan
gundah saat melihat dia menyapa teman perempuannya, apa itu normal? Jantung
yang berdegup kencang saat berdua dengannya, apa itu hal yang wajar saat
seseorang merasakan jatuh cinta? Sahabat jadi cinta, apa itu akan terwujud?
Bodoh, aku selalu bermimpi setinggi langit, tapi tak pernah mau berusaha
menggapainya. Aku tahu, tak semua cinta akan tergapai dan berakhir bahagia. Tak
semua cinta akan terwujud seolah tersihir dengan suatu mantra sihir yang ajaib.
Cinta memang sangatlah sulit untuk mewujudkannya. Butuh perjuangan yang sulit
untuk menggapainya.
Dan
bodohnya, aku selalu takut untuk memulai mewujudkannya. Selalu takut hal yang
aku takutkan terjadi. Selalu takut semuanya diluar rencana. Selalu takut
semuanya gagal berantakan. Cinta memanglah butuh perjuangan, aku tahu itu,
smeua orang pun pasti tahu itu. Semua cerita cinta pasti butuh perjuangan.
Semua cinta pasti ada gagal dan ada sukses. Aku tahu itu semua. Dan aku yakin
semua umat manusia pun pasti tahu akan hal itu.
Tapi aku
tidak pernah tahu bagaimana rasa mengalaminya. Terkadang aku menyesal akan semua
hal ini. terkadang aku ingin menghapus semua rasa ini. Sampai suatu hari aku mempunyai
satu keyakinan; “Cinta, adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada
seluruh umatnya, yang kita tidak akan pernah bisa menebaknya pada siapa itu
akan terjadi, dan kapan itu akan terjadi pada kita. Kita juga tidak bisa
memilih, karena Tuhan sudah merencanakan, dan hati sudah merasakan, serta kita
harus menjalankan. Dan semua cinta butuh perjuangan, serta memiliki hak yang
sama untuk diperjuangkan. Jangan takut, karena kamu harus yakin disetiap cinta,
pasti terselip suatu keajaiban cinta yang luar biasa. Dan siapapun tidak akan tahu,
keajaiban apa yang peri cinta berikan, maka dari itu, kamu sendiri yang harus
mencari tahu keajaiban cinta apa yang peri cinta berikan dicerita cinta setiap
orang.”.
Kamis, 15 Mei 2014
Tak Seindah FTV
Tanpa
sadar tanganku menggerakan pensil yang kugenggam sambil memainkan kepala pensil
tersebut diatas kertas kosong. Menghasilkan ratusan coretan tak jelas dikertas
yang awalnya kosong itu. Aku pun tersadar dan berhenti mengerjakan hal yang tak
berguna itu. Kenapa aku ini? ada apa pada diriku akhir-akhir ini? mengapa
hidupku seolah berubah drastis? Apa artinya semua ini? apa ini cobaan yang
Tuhan berikan padaku? Tidak, ku rasa ini bukan cobaan. Lalu apa ini semua? Apa
akhirnya ini semua akan berakhir? Lalu aku kembali ke kehidupanku yang semula?
Berakhir dengan ending bahagia seolah ini adalan drama Film Televisi?
Aku gadis
yang masih duduk dibangku SMP, yang sedang mengalami entah cobaan, atau ujian,
atau apapun itu yang sedang menimpa hidupku. Namaku Ashilla Putri Mutiara,
badanku tinggi dan agak kurus, bunda bilang itu karena aku kurang makan. Mata
sipit berwarna hitam dan kulit putih keturunan ayah, ya mungkin itulah sekilas gambaran
fisik diriku. Dulu sahabatku biasa memanggilku Shilla si Kutu Buku. Mungkin itu
karena kemanapun aku pergi, aku tidak bisa melepaskan buku-buku novel tebal
kesayanganku dari gengaman tanganku. Tapi meski begitu aku tidak seperti
layaknya seorang ‘Kutu Buku’ pada umumnya. Aku tidak terlalu pintar, buku yang
aku baca juga kebanyakan novel, dibanding buku pelajaran.
Tapi itu
‘dulu’. Kini kehidupanku berubah drastis. Hal yang sangat buruk baru saja aku
alami beberapa hari yang lalu, aku kehilangan sahabatku! Ya, ini mungkin hal
yang tidak biasanya terjadi. Dan mungkin yang lebih sering terjadi adalah
kehilangan pacar. Tapi kali ini aku kehilangan sahabat, bukan pacar. Kata
setiap orang yang aku jadikan sebagai tempat curhat, menurut mereka aku harus
membereskan hal ini secara baik-baik. Tapi jalan pikiranku beda. Aku pikir,
lebih baik memendam semua masalah ini sendiri, dan menerima semua yang sudah
terjadi, dibanding harus memperunyam masalah. Aku tidak mau bila aku bahas
masalah ini lagi, malah menjadi makin rumit. Aku tidak mau itu terjadi.
Aku
memercayai mereka, aku membutuhkan mereka, aku menyayangi mereka. Tapi mengapa
mereka tak percaya padaku? Aku butuh penjalasan yang cukup logis untuk semua
pertanyaanku ini. untuk semua apa yang telah aku alami ini. Kehidupan ini
adalah suatu ending yang nyata. Bukan suatu cerita fiktif seperti layaknya FTV,
yang endingnya berawal dengan kesenangan, dijalani dengan adanya sedikit
konfilk, dan berakhir dengan indah. Tapi kehidupan ini kenyataan yang asli.
Masa depanku aku yang menentukan, dan Tuhan yang mengabulkan. Belum tentu
berakhir bahagia layaknya FTV.
Kini aku
tidak punya siapa-siapa. Tapi itu disekolah. Untuk diluar, aku masih punya satu
orang sahabat yang lain. Dia tidak pernah marah padaku, apapun yang terjadi.
Kami selalu bersama, aku yakin itu. Tapi tetap saja, aku merindukan sahabatku
yang kini menjauh. Apa salahku? Hingga mereka membenciku? Kesalahan sebesar apa
hingga mereka bertindak begitu? Apakah sebesar itu kesalahan yang telah aku perbuat
sampai mereka membuang muka tiap kali mereka bertatap muka denganku? Apakah
tidak ada cara untuk menebus kesalahanku ini agar mereka mau memaafkanku dan
menerimaku menjadi sahabat mereka lagi? ku kira kini hanya Tuhan yang bisa
mengabulkan semua doaku itu.
Entah apa
salahku, entah apa kesalahanku, entah hal buruk apa yang telah aku lakukan
hingga mereka enggan mendekatiku lagi. Cara mereka halus, membenciku secara
perlahan, tapi membuatku heran. Kian hari kian heran. Heran dengan diriku, juga
dengan diri mereka. Atau mungkin aku memang pantas menerima ini semua?
Aku tahu
kehidupan itu rumit. Tak seindah kehidupan dalam FTV. Tapi apakah semua ini
akan berakhir secara indah seperti layaknya FTV itu? Apakah pepatah yang
mengucapkan “sabar itu indah” akah terwujud dalam kehidupanku yang sedang
krisis ini? apa ada jawaban yang cukup logis untuk menjawab semua pertanyaan
yang muncul dari dalam otakku ini? apa ini hanya sebuah mimpi atau aku terbawa
kedunia lain layaknya film Alice in Wonderland, lalu aku kembali terbangun
kedunia nyata dan membawa segudang pengalaman indah?
Aku tahu
itu semua bodoh. Harusnya aku membuka mataku dan sadar bahwa ini smeua bukanlah
mimpi. Tapi ini kenyataan. Kenyataan yang menyedihkan. Yang aku simpan sendiri.
Dan lebih bodohnya lagi aku tak bisa berbuat apa-apa untuk memperbaiki
kenyataan yang suram ini. aku terlalu ketakutan, terlalu ketakutan bahwa bila
aku berbuat lebih jauh, akan terjadi hal yang lebih suram. Inilah ending
hidupku. Ending hidup seorang Ashilla Putri Mutiara, yang dulunya sangat indah
dan bahagia, berubah secara drastic menjadi suram dan menyedihkan, yang selalu
berharap bahwa akhirnya akan bahagia layaknya ending FTV, tapi dia yakin bahwa
itu suatu mimpi yang ‘mustahil’.
Rabu, 02 April 2014
Impian yang Nyata
Kupenjamkan
mataku selama beberapa menit, berdoa agar Tuhan mendengar doaku, dan juga tak
lupa untuk mengabulkannya. Berdoa agar aku diberi kekuatan ‘lagi’. Menjadi
seperti remaja normal layaknya orang-orang disekelilingku itu sulit. Aku lebih
pendiam dan jarang bicara. Entah kenapa rasanya jantungku ingin meledak saat
aku mendengar obrolan mereka yang menurutku sangat rumit. Yang dominan menjurus
ke masalah percintaan mereka, kehidupan royal mereka, hobi mereka, pengalaman
mereka, dan masih banyak hal lain lagi. Bahkan aku berani sumpah, mungkin hanya
disekolah mereka memikirkan pelajaran, tapi diluar tidak.
Dan entah
kenapa, akhir-akhir ini aku berubah drastis. Sekarang aku punya hobi baru;
menguping pembicaraan rumit mereka, seperti obrolan mereka tentang pacarnya
masing-masing, kegiatan mereka saat ke mall kemarin, dan sebagainya. Aku pikir
aku harus menjadi seperti mereka, agar aku normal. Agar aku bisa menjalani
hidup santai seperti mereka, meninggalkan buku-buku novel dan pelajaran tebal
yang dahulu sempat menjadi sahabatku. Aku rasa aku harus mencontek gaya hidup
mereka. Meski dari penglihatan secara fisik, sepintas kami semua sama; aku dan
mereka sama! Meski sesungguhnya mental kami jauh berbeda.
Kini aku
mulai menerapkan gaya hidup mereka ke kehidupanku. Dari mulai tidak terlalu
fokus ke pelajaran, meninggalkan buku dan novel tebalku, mengubah gaya rambut
kepangan, sampai akhirnya aku memutuskan melepas kacamata dan beralih ke
softlens. Semua itu aku mulai dari hari Senin kemarin, saat aku berjalan
memasuki kelas, seisi kelas menatapkan mata mereka keujung rambut hingga
sepatuku, aku tahu mungkin ini gila, tapi inilah caraku agar bisa menjadi
normal, dan agar ‘mereka berhenti melontarkan ejekannya padaku’.
Kini
mereka mulai berhenti meledekku. Dan mulai mendekatiku, mulai mengajakku
mengobrol dan mengikutsertakan aku ke dalam obrolan mereka yang sebelumnya aku
hanya bisa ‘menguping’ mereka saja, kini aku
bisa secara langsung ikut serta ke dalam obrolan itu. Gaya bahasaku yang
‘baku’ lama-lama mulai berubah ke bahasa ‘gaul’ layaknya remaja lainnya. Kini
aku tahu bagaimana rasanya jalan-jalan ke mall sepulang sekolah, rasanya disapa
orang-orang yang sebelumnya aku tak mengenalnya sama sekali saat bertemu dimana
saja, rasanya membalas dan saling bercakapan lewat pesan singkat atau jejaring
sosial, rasanya bercakapan sebelum tidur dimalam hari, aku rasa aku suka
kehidupanku yang baru ini dan aku rasa aku mulai merasa ‘nyaman’.
Sampai ke
hal yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, meski aku sering mendengar dan
mengetahuinya sebelumnya lewat film atau novel; rasanya dicintai dan dikagumi
oleh lawan jenis. Bergabung dengan anak-anak yang cukup popular, membuat
orang-orang menjadi kenal padaku, bahkan sebagian menjadi akrab. Dan banyak
juga siswa laki-laki yang mendekatiku. Sebelumnya aku tidak pernah merasakan
ini. aku berfikir mungkin ini adalah rasa jatuh cinta yang sering aku dengar,
atau lebih tepatnya yang sering teman-teman atau remaja lainnya bicarakan.
Banyak
siswa pria yang menyatakan rasa mereka padaku. Dari mulai yang berparaskan
tampan atau standar, berkulit putih, coklat, atau hitam, bertubuh tinggi atau
pendek; yang pasti tak satupun dari mereka yang aku balas rasanya. Karena aku
sadar aku tidak tahu rasanya bagaimana jatuh cinta. Aku harus berlajar terlebih
dahulu!
Hingga
akhirnya, setelah teman-teman ‘baruku’ menjelasakan semuanya, kini aku mengerti
apa itu pacar. Apa itu jatuh cinta. Apa itu rasa bahagia atau kecewa. Dan kini
aku merasakannya! Dengan seorang siswa laki-laki yang lebih tua satu angkatan
dariku. Anggota ekskul futsal disekolah. Menurutku, wajahnya lucu, manis.
Badannya tinggi sekali, hingga aku hanya sepundaknya saja. Senyumnya manis,
suaranya besar. Tapi apakah dia bisa tahu kalau aku menyimpan rasa padanya?
Apakah dia tahu bahwa dia adalah cinta pertamaku? Apakah dia bisa menyimpan
rasa yang sama padaku? Banyak orang bilang aku manis. Tapi entah itu hanya
sekedar pujian atau memang benar. Mungkin, bila tubuhku didefinisikan seperti
ini; wanita berkulit putih seperti orang Cina, matanya agak sipit dengan dua
bola mata hitam mengkilat, berambut yang
lurus hitam tebal sepunggung, dan bertinggi badan 160cm.
Apakah aku
termasuk ke dalam kriteria wanita idamannya? Dia lebih tua dariku, dan aku
ingin dia membalasa perasaanku. Keajaiban Tuhan kini datang. Suatu hari aku
mengantar temanku menunggu pacarnya latihan futsal, dengan senang hati aku
menemaninya. Karena aku tahu aku bisa melihat Dia juga latihan. 30menit sudah
mataku tidak berpaling sedikitpun darinya. Melihatnya latihan dengan semangat.
Senang rasanya, bisa melihatnya latihan dengan semangat, hingga waktunya
istirahat latihan. Aku sendirian terdiam dibangku taman, menyibukkan diriku dengan
gadget, kareka aku tahu temanku sedang asyik berduaan dengan pacarnya dibangku
taman sebelahku. Dan disinilah keajaiban muncul. Temanku meminta tissue padaku,
katanya untuk salah satu pemain futsal yang cedera. Aku meraih tissue dari
dalam tas. Dan temanku menyuruhku untuk memberikannya pada pemain yang cedera
itu. Mulutku terngangap saat melihat ternyata pemain yang cedera itu Dia!
Tangaku
gemetar saat memberikan tissue pada Dia. Akhirnya kami mengobrol, slaing tertawa
dan seakan kami telah kenal cukup lama. Hanya butuh beberapa menit untuk bisa
akrab dengannya. Dengan imbalan aku diantarnya pulang. Semuanya terus
berlanjut. Kami saling mengirim pesan singkat lewat ‘BBM’. Bahkan Dia sering
mengantarku pulang dengan motor kuplingnya yang suara knalpotnya membuat
kupingku sakit. Tapi tetap saja aku senang. Hingga pada tanggal 7 bulan kedua
awal tahun, dia menyatakan rasanya padaku, menawarkan diriku menjadi pacarnya.
Bukan main aku menjerit membaca kata-katanya itu. Dan akhirnya semenjak itu
kami berpacaran.
Perubahan
drastis yang aku lakuakn pada tubuh dan mentalku membuat suatu yang istimewa.
Tapi tidak merubah sifatku yang akan tetap menjadi aku. Perubahan drastis
padaku, tapi sedikitpun tidak membawa dampak negatif. Aku kini normal, layaknya
remaja lain. Hidup santai, tapi tetap menjadi murid terpintar dikelas. Memiliki
pacar yang normal layaknya orang lain. Hidup tanpa ejekan dan olok-olokan
seperti dulu. Semuanya berubah. Bagaikan sihir yang siayunkan oleh tongkat sihir.
Tapi ini smeua berkat usahaku. Aku yakin ini memang akan terjadi.
Cinta Pertamaku
Dilahirkan
sebagai perempuan berdarah Belanda dan Jawa adalah suatu keunikan tersendiri
bagiku. Namaku sendiri, Alicia Mekar Lucia, pemerian campuran Ayah dan Ibuku.
Nama Mekar itu pemberian almarhumah Bundaku, yang keturunan orang keraton Yogyakarta.
Sedangkan Alicia Lucia dari Ayahku, yang keturunan Belanda. Maka tak heran, aku
memiliki kulit putih pucat dan mata coklat turunan Ayah, tapi rambutku hitam
tebal dari Bunda. Kini aku dan Ayah tinggal di kota Kembang, Bandung. Di umurku
yang sudah menginjak masa remaja ini, yang baru saja akan duduk dibangku kelas
1 SMA, tapi aku sekalipun belum pernah merasakan jatuh cinta. Berbeda dengan
banyak anak remaja lainnya.
Meski
banyak siswi laki-laki yang menyatakan perasaannya padaku, tapi aku sama sekali
tidak tertarik dengan mereka. Tapi kali ini Tuhan memberikan suatu keajaiban
dalam hidupku. Aku kini merasakan untuk pertama kalinya, bagaimana rasanya hati
berbunga-bunga, dan pikiran yang hanya tertuju pada satu orang saja, ya benar
kini aku tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Meski untuk sebagian remaja
seumuranku pada umumnya ini hal yang wajar, tapi menurutku ini adalah hal yang
baru saja aku alami.
Siswi
laki-laki satu angkatan, berbeda kelas, berambut hitam, kulitnya cukup putih,
dan tubuhnya tinggi melebihi aku, dialah yang sudah mencuri perhatianku.
Awalnya aku bertemu dengannya ditangga. Dia dan teman-temannya melewat didepan
wajahku, menatap diriku sekilas, tapi aku tidak bisa memanglingkan mataku
darinya. Namanya Radit, entah dia tinggal dimana, entah dia anak baik-baik atau
tidak, entah dia sudah memiliki kekasih atau tidak, yang pasti dia adalah cinta
pertamaku.
Suatu
sore, aku dan teman-temanku jalan-jalan ke mall, secara kebetulan kami
berpapasan dengan Radit, membuatku salah tingkah didepannya, semenjak itu kami
dekat, dan berteman dengan baik. Meski sesungguhnya aku ingin hubungan kami
lebih dari sekedar pertemanan, tapi, bisa berteman baik dengannya saja adalah
suatu anugerah bagiku.
Radit itu
laki-laki yang baik, dia ramah, sopan, serta asyik diajak bercanda, seperti
layaknya yang aku fikirkan. Aku senang bisa ddekat dengannya, bisa bercanda dengannya
setiap saat, bisa berpapasan dengannya setiap bertemu, bisa saling mengirim
pesan singkat setiap waktu. Aku kira pertemanan kami bisa lebih dari sebuat
pertemanan biasa, tapi itu mustahil, dan memang benar mustahil.
Suatu hari
dibulan Oktober, aku tahu kalau Radit sudah memiliki pacar. Namanya Shilla,
siswi perempuan yang kelasnya bersebelahan dengan kelasku. Dan ternyata cintaku
pada Radit bertepuk sebelah tangan. Aku memang memendam rasa ini sendirian,
tidak ada yang tahu. Karena aku yakin suatu saat kejadian seperti ini akan
terjadi, maka lebih baik menyimpan rahasia ini sendirian.
Untuk
pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta, dan ras aitu harus bertepuk sebelah
tangan, juga dibalas sakit hati. Aku ini salahku memendam rasa sendirian, Radit
sudah jelas tidak salah. Tapi, aku tidak mau juga kalau berpacaran dnegan
Radit, hanya karena dia kasihan kepadaku saja. Itu pasti lebih membuatku skait
lagi.
Yang pasti
aku hanya tidak mau hubunganku dengan Radit berubah hanya karena dia sudah
punya pacar. Aku ingin tetap bersahabat
dengannya. Ingin terus bebas bisa jalan-jalan dengannya, mengobrol bebas
dengannya, saling mengirim pesan singkat dengannya, tanpa dia tahu kalau dia
sudah membuat rasa yang amat dalam padaku. Aku tidak mau semua ini berubah.
Melihatnya
bahagia dengan wanita lain adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagiku. Meski
sebenarnya sakit, aku harus turut bahagia melihatnya bahagia, meski bnukan
dengannku. Aku tahu Tuhan akan memberiku pendamping yang baik, meski kalau itu
bukan Radit sekalipun aku ikhlas. Biar kusimpan rasa ini sendirian tanpa harus
diketahui oleh orang lain.
Sabtu, 08 Februari 2014
Kenangan
Kenangan..
Setelah mendengar satu kata ini,
Terlintas
ratusan hal yang terpikir didalam otak kecilku
Kalau
diartikan, setiap orang pasti punya artinya sendiri untuk kata ini
Maka dari
itu, kata ini terkadang sangat sulit untuk diartikan oleh kata-kata
Terkadang
hanya kita yang bisa mengerti kenangan itu, tiap orang punya artinya tersendiri
Kata ini
memang pendek, hanya terdiri dari delapan huruf,
Tapi kata
ini sungguh memiliki arti yang tidak sependek itu
Atau
bahkan memiliki arti yang sangat panjang menurut tiap orang
Itulah
yang semua orang sebut dengan panggilan ‘kenangan’
Aku yakin,
smeua orang pasti punya kenangannya masing-masing
Maupun itu
kenangan yang pahit, atau manis
Aku yakin,
kenangan yang paling berkesan dan sulit dilupakan adalah kenangan dimasa remaja
Menurutku,
keanangan itu hal-hal yang pernah dialami
Dan
menyimpan ribuan kesan dan makna
Yang
sangat sulit, atau bahkan tidak bisa dilupakan
Kenangan
memang sangat sulit untuk dilupakan, sekalipun itu kenangan terpahit
Tapi aku
yakin, semua kenangan itu pasti akan terasa indah
Kalau kita
menganggap kenangan itu menjadi sebuah kata, yang biasa disebut ‘pengalaman’.
Kecewanya Diriku
Kecewa? Ya benar, aku sungguh kecewa
Kecewa oleh semua kelakuan yang telah
kau perbuat terhadap diriku
Dahulu kau bisikkan berbagai rangkaian
kata-kata indah ke telingaku
Tapi kini? Tak ada satupun dari
kata-kata indahmu itu yang kau tepati
Kau tinggalkan aku sendirian, disaat
aku benar-benar membutuhkanmu
Apa kamu lupa?
Semua pengorbanan yang sudah aku beri?
Disaat kamu terpuruk dulu, apa aku
tinggalkan kamu? Tidak!
Disaat kamu dikucilkan dulu, apa aku
biarkan kamu begitu saja? Tidak!
Apa kamu lupa semua itu? Apa ini semua
balasannya?
Apa kamu lupa dengan semua janji-janji
yang pernah kau bisikkan ditelingaku dulu?
Kamu tinggalkan aku tanpa sebab, tanpa
alasan yang tepat
Aku tau itu keputusan mu, aku tau aku
harus terima
Tapi, jangan pernah tanya aku lagi,
bila suatu saat kau kembali padaku
Karena disitu kau akan tau bagaimana
jadi diriku dahulu
Terimakasih untuk semuanya yang kau
berikan dulu
Terimakasih untuk kekecewaan yang
telah kau berikan
Terimakasih banyak, karena kamu aku
jadi sadar, dan aku jadi tahu, terimakasih.
Penggemar Rahasia
Aku hanya
bisa menatap sosok itu dari kejauhan
Dari jauh ku
pandangi sosok itu
Sosok pria
yang di mataku dia-lah pria paling sempurna di muka bumi ini
Pria ciptaan
Tuhan yang membuatku bisa gila
Di mataku
hanya dia pria paling indah di dunia ini
Dia yang bisa
membuatku untuk selalu memikirkannya
Dia yang bisa
membuatku untuk tak berpaling ke pria lainnya
Ingin rasanya
kuungkapkan semua rasa yang ada dihati ini
Tapi aku tahu
aku tak bisa melakukan itu, karena aku hanyalah seorang wanita lemah
Dan kini aku
hanya bisa menjadi penggemar rahasia-nya
Aku hanya
bisa memendam semua rasa ini dihati kecilku
Aku tahu ini
semua sangat sulit untuk dijalani
Panas, resah,
gelisah, juga cemburu rasanya saat aku harus melihat dirinya bersama wanita
lain
Tapi apa daya
yang bisa ku lakukan? Diriku bukanlah siapa-siapa
Tapi rasa ini
tetap melekat dihatiku
Untuk
menyukai, mengangumi, menyayangim, dan mencintainya sepenuh hati
Dan aku tahu,
aku hanya bisa menjadi penggemar rahasia-nya saja
Tapi, oh
Tuhan, tolonglah bantu aku untuk menyampaikan rasa ini padanya
Menyampaikan
semua rasa yang selama ini telah aku pendam padanya
Dekatkanlah
diriku padanya, seperti layaknya wanita lain yang bisa dekat dengannya
Kabulkanlah
harapanku untuk bisa ‘lebih’ dari hanya menjadi penggemar rahasia-nya
Aku tahu
semua ini gila, aku tahu semua ini hanya impian-ku saja
Tapi aku
tahu, ditangan Mu, oh Tuhan, tidak ada hal yang tak mungkin
Semua bisa
saja terjadi, dan semua impian-ku bisa saja terkabul
Kabulkanlah
doa-ku ini untuk bisa memilikinya, Tuhan
Agar
dia tahu semua rasa yang telah aku pendam selama menjadi penggemar rahasianya
selama ini
Langganan:
Postingan (Atom)