Minggu, 09 November 2014

Secret Admirer



Menjadi seorang pengagum rahasianya itu tidaklah mudah. Sama halnya seperti satu semut yang ada diantara jutaan rambut karpet. Layaknya satu nyamuk yang sedang bersembunyi dibalik tirai gorden. Nyata, tapi tak terlihat. Persis seperti yang aku rasakan kali ini. Aku dan dia sebenarnya sudah kenal lama, bahkan dari pertama kami duduk dibangku Sekolah Dasar.
Tapi tak pernah sedikitpun ku sangka bahwa bisa-bisanya aku memendam rasa yang lebih ke dia. Padahal dari dulu kita hanyalah sekedar sahabat. Bahkan sahabat baik. Dia itu satu-satunya laki-laki yang sudah mengajari aku banyak hal. Dan sangat tak kusangka kini dia jauh diatas aku. Terkadang aku berpikir bahwa mustahil sekali untuk ku dapat menggapai dia yang jauh diatas aku. Demi Tuhan, meski aku sendiri bersahabat dengannya sejak kecil, tetap saja perbedaan kami yang sangatlah jauh membuatku minder.
Meski sebenarnya dia sangatlah baik, sopan, tak pernah acuh pada siapapun, perhatian, dan ramah. Tapi tetap saja membuat sekujur tubuhku bergemetar bila dekat dengannya dikala dia sedang dikeremuni banyak perempuan yang sangatlah cantik. Meski sebenarnya dia adalah pribadi yang agak cuek, tapi aku tau, dibalik cueknya dia, pasti terselip sebuah rasa perhatian yang tulus dan lembut. Dan dibalik senyum manisnya pada semua perempuan yang dia jumpai, pasti ada satu buah senyum yang jauh lebih manis, yang spesial dia persembahkan kepada wanita impiannya. Aku tahu, aku sadar, pasti wanita impiannya itu bukanlah diriku, aku tahu itu.
Tapi terkadang seringkali aku berpikir; “apa dia tahu perasaan spesial yang aku rasa ini?” Aku tahu aku bodoh. Bagaimana dia bisa tahu? kalau untuk bicara jujur sajah aku tak punya keberanian. Dari dulu kita bersahabat. Aku kenal betul watak dan sifatnya. Dan aku tahu, walau sekalipun aku jujur tentang semua perasaan ini padanya, pasti dia hanya akan mengira ini semua hanyalah sebatas candaan yang kubuat.
Tuhan, aku sadar, aku tahu diri. Bahwa aku hanya bisa sekedar bersahabat saja dengannya. Dan aku juga sadar Tuhan, bahwa hanyalah sebuah mimpi yang tak akan pernah terwujud bila aku mengharapkan perasaanku ini bisa terbalas. Aku tahu posisiku saat ini ibaratkan seorang gadis desa yang mencintai seorang pangeran yang gagah perkasa. Pangeran yang dicintai oleh banyak puteri cantik. Tapi aku hanyalah gadis biasa yang mencintai pangeran itu.
Yang sangatlah aku takutkan adalah, apakah bila suatu hari nanti aku bilang apa adanya tentang semua perasaanku yang telah aku pendam selama ini, persahabatan kami yang sudah dirajut sejak lama akan kandas? Dan apakah bisa dia tak bisa membalas perasaanku ini, kami akan seolah-olah  tak pernah kenal? Apa persahabatan kami akan berakhir seolah-olah ini semua ini tak pernah terjadi? Ya Tuhan, jangan sampai itu semua terjadi.
Lebih baik aku hanya menjadi secret admirernya saja, dari pada itu semua harus terjadi. Cinta memang tak pernah bisa ditebak bakal terjadi kapan, dan pada siapa. Aku dan dia yang dari dulu bersahabat baik, tak kusangka dia juga yang akan menjadi my first love. Apa cinta memang selalu datang terlambat? Lalu kalau itu benar, bagaimana dengan cinta pada pandangan pertama? Apa itu ada?
Perasaan gundah saat melihat dia menyapa teman perempuannya, apa itu normal? Jantung yang berdegup kencang saat berdua dengannya, apa itu hal yang wajar saat seseorang merasakan jatuh cinta? Sahabat jadi cinta, apa itu akan terwujud? Bodoh, aku selalu bermimpi setinggi langit, tapi tak pernah mau berusaha menggapainya. Aku tahu, tak semua cinta akan tergapai dan berakhir bahagia. Tak semua cinta akan terwujud seolah tersihir dengan suatu mantra sihir yang ajaib. Cinta memang sangatlah sulit untuk mewujudkannya. Butuh perjuangan yang sulit untuk menggapainya.
Dan bodohnya, aku selalu takut untuk memulai mewujudkannya. Selalu takut hal yang aku takutkan terjadi. Selalu takut semuanya diluar rencana. Selalu takut semuanya gagal berantakan. Cinta memanglah butuh perjuangan, aku tahu itu, smeua orang pun pasti tahu itu. Semua cerita cinta pasti butuh perjuangan. Semua cinta pasti ada gagal dan ada sukses. Aku tahu itu semua. Dan aku yakin semua umat manusia pun pasti tahu akan hal itu.
Tapi aku tidak pernah tahu bagaimana rasa mengalaminya. Terkadang aku menyesal akan semua hal ini. terkadang aku ingin menghapus semua rasa ini. Sampai suatu hari aku mempunyai satu keyakinan; “Cinta, adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada seluruh umatnya, yang kita tidak akan pernah bisa menebaknya pada siapa itu akan terjadi, dan kapan itu akan terjadi pada kita. Kita juga tidak bisa memilih, karena Tuhan sudah merencanakan, dan hati sudah merasakan, serta kita harus menjalankan. Dan semua cinta butuh perjuangan, serta memiliki hak yang sama untuk diperjuangkan. Jangan takut, karena kamu harus yakin disetiap cinta, pasti terselip suatu keajaiban cinta yang luar biasa. Dan siapapun tidak akan tahu, keajaiban apa yang peri cinta berikan, maka dari itu, kamu sendiri yang harus mencari tahu keajaiban cinta apa yang peri cinta berikan dicerita cinta setiap orang.”.

Kamis, 15 Mei 2014

Tak Seindah FTV


   Tanpa sadar tanganku menggerakan pensil yang kugenggam sambil memainkan kepala pensil tersebut diatas kertas kosong. Menghasilkan ratusan coretan tak jelas dikertas yang awalnya kosong itu. Aku pun tersadar dan berhenti mengerjakan hal yang tak berguna itu. Kenapa aku ini? ada apa pada diriku akhir-akhir ini? mengapa hidupku seolah berubah drastis? Apa artinya semua ini? apa ini cobaan yang Tuhan berikan padaku? Tidak, ku rasa ini bukan cobaan. Lalu apa ini semua? Apa akhirnya ini semua akan berakhir? Lalu aku kembali ke kehidupanku yang semula? Berakhir dengan ending bahagia seolah ini adalan drama Film Televisi?
Aku gadis yang masih duduk dibangku SMP, yang sedang mengalami entah cobaan, atau ujian, atau apapun itu yang sedang menimpa hidupku. Namaku Ashilla Putri Mutiara, badanku tinggi dan agak kurus, bunda bilang itu karena aku kurang makan. Mata sipit berwarna hitam dan kulit putih keturunan ayah, ya mungkin itulah sekilas gambaran fisik diriku. Dulu sahabatku biasa memanggilku Shilla si Kutu Buku. Mungkin itu karena kemanapun aku pergi, aku tidak bisa melepaskan buku-buku novel tebal kesayanganku dari gengaman tanganku. Tapi meski begitu aku tidak seperti layaknya seorang ‘Kutu Buku’ pada umumnya. Aku tidak terlalu pintar, buku yang aku baca juga kebanyakan novel, dibanding buku pelajaran.
Tapi itu ‘dulu’. Kini kehidupanku berubah drastis. Hal yang sangat buruk baru saja aku alami beberapa hari yang lalu, aku kehilangan sahabatku! Ya, ini mungkin hal yang tidak biasanya terjadi. Dan mungkin yang lebih sering terjadi adalah kehilangan pacar. Tapi kali ini aku kehilangan sahabat, bukan pacar. Kata setiap orang yang aku jadikan sebagai tempat curhat, menurut mereka aku harus membereskan hal ini secara baik-baik. Tapi jalan pikiranku beda. Aku pikir, lebih baik memendam semua masalah ini sendiri, dan menerima semua yang sudah terjadi, dibanding harus memperunyam masalah. Aku tidak mau bila aku bahas masalah ini lagi, malah menjadi makin rumit. Aku tidak mau itu terjadi.
Aku memercayai mereka, aku membutuhkan mereka, aku menyayangi mereka. Tapi mengapa mereka tak percaya padaku? Aku butuh penjalasan yang cukup logis untuk semua pertanyaanku ini. untuk semua apa yang telah aku alami ini. Kehidupan ini adalah suatu ending yang nyata. Bukan suatu cerita fiktif seperti layaknya FTV, yang endingnya berawal dengan kesenangan, dijalani dengan adanya sedikit konfilk, dan berakhir dengan indah. Tapi kehidupan ini kenyataan yang asli. Masa depanku aku yang menentukan, dan Tuhan yang mengabulkan. Belum tentu berakhir bahagia layaknya FTV.
Kini aku tidak punya siapa-siapa. Tapi itu disekolah. Untuk diluar, aku masih punya satu orang sahabat yang lain. Dia tidak pernah marah padaku, apapun yang terjadi. Kami selalu bersama, aku yakin itu. Tapi tetap saja, aku merindukan sahabatku yang kini menjauh. Apa salahku? Hingga mereka membenciku? Kesalahan sebesar apa hingga mereka bertindak begitu? Apakah sebesar itu kesalahan yang telah aku perbuat sampai mereka membuang muka tiap kali mereka bertatap muka denganku? Apakah tidak ada cara untuk menebus kesalahanku ini agar mereka mau memaafkanku dan menerimaku menjadi sahabat mereka lagi? ku kira kini hanya Tuhan yang bisa mengabulkan semua doaku itu.
Entah apa salahku, entah apa kesalahanku, entah hal buruk apa yang telah aku lakukan hingga mereka enggan mendekatiku lagi. Cara mereka halus, membenciku secara perlahan, tapi membuatku heran. Kian hari kian heran. Heran dengan diriku, juga dengan diri mereka. Atau mungkin aku memang pantas menerima ini semua?
Aku tahu kehidupan itu rumit. Tak seindah kehidupan dalam FTV. Tapi apakah semua ini akan berakhir secara indah seperti layaknya FTV itu? Apakah pepatah yang mengucapkan “sabar itu indah” akah terwujud dalam kehidupanku yang sedang krisis ini? apa ada jawaban yang cukup logis untuk menjawab semua pertanyaan yang muncul dari dalam otakku ini? apa ini hanya sebuah mimpi atau aku terbawa kedunia lain layaknya film Alice in Wonderland, lalu aku kembali terbangun kedunia nyata dan membawa segudang pengalaman indah?
Aku tahu itu semua bodoh. Harusnya aku membuka mataku dan sadar bahwa ini smeua bukanlah mimpi. Tapi ini kenyataan. Kenyataan yang menyedihkan. Yang aku simpan sendiri. Dan lebih bodohnya lagi aku tak bisa berbuat apa-apa untuk memperbaiki kenyataan yang suram ini. aku terlalu ketakutan, terlalu ketakutan bahwa bila aku berbuat lebih jauh, akan terjadi hal yang lebih suram. Inilah ending hidupku. Ending hidup seorang Ashilla Putri Mutiara, yang dulunya sangat indah dan bahagia, berubah secara drastic menjadi suram dan menyedihkan, yang selalu berharap bahwa akhirnya akan bahagia layaknya ending FTV, tapi dia yakin bahwa itu suatu mimpi yang ‘mustahil’.

Rabu, 02 April 2014

Impian yang Nyata


Kupenjamkan mataku selama beberapa menit, berdoa agar Tuhan mendengar doaku, dan juga tak lupa untuk mengabulkannya. Berdoa agar aku diberi kekuatan ‘lagi’. Menjadi seperti remaja normal layaknya orang-orang disekelilingku itu sulit. Aku lebih pendiam dan jarang bicara. Entah kenapa rasanya jantungku ingin meledak saat aku mendengar obrolan mereka yang menurutku sangat rumit. Yang dominan menjurus ke masalah percintaan mereka, kehidupan royal mereka, hobi mereka, pengalaman mereka, dan masih banyak hal lain lagi. Bahkan aku berani sumpah, mungkin hanya disekolah mereka memikirkan pelajaran, tapi diluar tidak.
Dan entah kenapa, akhir-akhir ini aku berubah drastis. Sekarang aku punya hobi baru; menguping pembicaraan rumit mereka, seperti obrolan mereka tentang pacarnya masing-masing, kegiatan mereka saat ke mall kemarin, dan sebagainya. Aku pikir aku harus menjadi seperti mereka, agar aku normal. Agar aku bisa menjalani hidup santai seperti mereka, meninggalkan buku-buku novel dan pelajaran tebal yang dahulu sempat menjadi sahabatku. Aku rasa aku harus mencontek gaya hidup mereka. Meski dari penglihatan secara fisik, sepintas kami semua sama; aku dan mereka sama! Meski sesungguhnya mental kami jauh berbeda.
Kini aku mulai menerapkan gaya hidup mereka ke kehidupanku. Dari mulai tidak terlalu fokus ke pelajaran, meninggalkan buku dan novel tebalku, mengubah gaya rambut kepangan, sampai akhirnya aku memutuskan melepas kacamata dan beralih ke softlens. Semua itu aku mulai dari hari Senin kemarin, saat aku berjalan memasuki kelas, seisi kelas menatapkan mata mereka keujung rambut hingga sepatuku, aku tahu mungkin ini gila, tapi inilah caraku agar bisa menjadi normal, dan agar ‘mereka berhenti melontarkan ejekannya padaku’.
Kini mereka mulai berhenti meledekku. Dan mulai mendekatiku, mulai mengajakku mengobrol dan mengikutsertakan aku ke dalam obrolan mereka yang sebelumnya aku hanya bisa ‘menguping’ mereka saja, kini aku  bisa secara langsung ikut serta ke dalam obrolan itu. Gaya bahasaku yang ‘baku’ lama-lama mulai berubah ke bahasa ‘gaul’ layaknya remaja lainnya. Kini aku tahu bagaimana rasanya jalan-jalan ke mall sepulang sekolah, rasanya disapa orang-orang yang sebelumnya aku tak mengenalnya sama sekali saat bertemu dimana saja, rasanya membalas dan saling bercakapan lewat pesan singkat atau jejaring sosial, rasanya bercakapan sebelum tidur dimalam hari, aku rasa aku suka kehidupanku yang baru ini dan aku rasa aku mulai merasa ‘nyaman’.
Sampai ke hal yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, meski aku sering mendengar dan mengetahuinya sebelumnya lewat film atau novel; rasanya dicintai dan dikagumi oleh lawan jenis. Bergabung dengan anak-anak yang cukup popular, membuat orang-orang menjadi kenal padaku, bahkan sebagian menjadi akrab. Dan banyak juga siswa laki-laki yang mendekatiku. Sebelumnya aku tidak pernah merasakan ini. aku berfikir mungkin ini adalah rasa jatuh cinta yang sering aku dengar, atau lebih tepatnya yang sering teman-teman atau remaja lainnya bicarakan.
Banyak siswa pria yang menyatakan rasa mereka padaku. Dari mulai yang berparaskan tampan atau standar, berkulit putih, coklat, atau hitam, bertubuh tinggi atau pendek; yang pasti tak satupun dari mereka yang aku balas rasanya. Karena aku sadar aku tidak tahu rasanya bagaimana jatuh cinta. Aku harus berlajar terlebih dahulu!
Hingga akhirnya, setelah teman-teman ‘baruku’ menjelasakan semuanya, kini aku mengerti apa itu pacar. Apa itu jatuh cinta. Apa itu rasa bahagia atau kecewa. Dan kini aku merasakannya! Dengan seorang siswa laki-laki yang lebih tua satu angkatan dariku. Anggota ekskul futsal disekolah. Menurutku, wajahnya lucu, manis. Badannya tinggi sekali, hingga aku hanya sepundaknya saja. Senyumnya manis, suaranya besar. Tapi apakah dia bisa tahu kalau aku menyimpan rasa padanya? Apakah dia tahu bahwa dia adalah cinta pertamaku? Apakah dia bisa menyimpan rasa yang sama padaku? Banyak orang bilang aku manis. Tapi entah itu hanya sekedar pujian atau memang benar. Mungkin, bila tubuhku didefinisikan seperti ini; wanita berkulit putih seperti orang Cina, matanya agak sipit dengan dua bola mata hitam mengkilat, berambut  yang lurus hitam tebal sepunggung, dan bertinggi badan 160cm.
Apakah aku termasuk ke dalam kriteria wanita idamannya? Dia lebih tua dariku, dan aku ingin dia membalasa perasaanku. Keajaiban Tuhan kini datang. Suatu hari aku mengantar temanku menunggu pacarnya latihan futsal, dengan senang hati aku menemaninya. Karena aku tahu aku bisa melihat Dia juga latihan. 30menit sudah mataku tidak berpaling sedikitpun darinya. Melihatnya latihan dengan semangat. Senang rasanya, bisa melihatnya latihan dengan semangat, hingga waktunya istirahat latihan. Aku sendirian terdiam dibangku taman, menyibukkan diriku dengan gadget, kareka aku tahu temanku sedang asyik berduaan dengan pacarnya dibangku taman sebelahku. Dan disinilah keajaiban muncul. Temanku meminta tissue padaku, katanya untuk salah satu pemain futsal yang cedera. Aku meraih tissue dari dalam tas. Dan temanku menyuruhku untuk memberikannya pada pemain yang cedera itu. Mulutku terngangap saat melihat ternyata pemain yang cedera itu Dia!
Tangaku gemetar saat memberikan tissue pada Dia. Akhirnya kami mengobrol, slaing tertawa dan seakan kami telah kenal cukup lama. Hanya butuh beberapa menit untuk bisa akrab dengannya. Dengan imbalan aku diantarnya pulang. Semuanya terus berlanjut. Kami saling mengirim pesan singkat lewat ‘BBM’. Bahkan Dia sering mengantarku pulang dengan motor kuplingnya yang suara knalpotnya membuat kupingku sakit. Tapi tetap saja aku senang. Hingga pada tanggal 7 bulan kedua awal tahun, dia menyatakan rasanya padaku, menawarkan diriku menjadi pacarnya. Bukan main aku menjerit membaca kata-katanya itu. Dan akhirnya semenjak itu kami berpacaran.
Perubahan drastis yang aku lakuakn pada tubuh dan mentalku membuat suatu yang istimewa. Tapi tidak merubah sifatku yang akan tetap menjadi aku. Perubahan drastis padaku, tapi sedikitpun tidak membawa dampak negatif. Aku kini normal, layaknya remaja lain. Hidup santai, tapi tetap menjadi murid terpintar dikelas. Memiliki pacar yang normal layaknya orang lain. Hidup tanpa ejekan dan olok-olokan seperti dulu. Semuanya berubah. Bagaikan sihir yang siayunkan oleh tongkat sihir. Tapi ini smeua berkat usahaku. Aku yakin ini memang akan terjadi.

Cinta Pertamaku


Dilahirkan sebagai perempuan berdarah Belanda dan Jawa adalah suatu keunikan tersendiri bagiku. Namaku sendiri, Alicia Mekar Lucia, pemerian campuran Ayah dan Ibuku. Nama Mekar itu pemberian almarhumah Bundaku, yang keturunan orang keraton Yogyakarta. Sedangkan Alicia Lucia dari Ayahku, yang keturunan Belanda. Maka tak heran, aku memiliki kulit putih pucat dan mata coklat turunan Ayah, tapi rambutku hitam tebal dari Bunda. Kini aku dan Ayah tinggal di kota Kembang, Bandung. Di umurku yang sudah menginjak masa remaja ini, yang baru saja akan duduk dibangku kelas 1 SMA, tapi aku sekalipun belum pernah merasakan jatuh cinta. Berbeda dengan banyak anak remaja lainnya.
Meski banyak siswi laki-laki yang menyatakan perasaannya padaku, tapi aku sama sekali tidak tertarik dengan mereka. Tapi kali ini Tuhan memberikan suatu keajaiban dalam hidupku. Aku kini merasakan untuk pertama kalinya, bagaimana rasanya hati berbunga-bunga, dan pikiran yang hanya tertuju pada satu orang saja, ya benar kini aku tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Meski untuk sebagian remaja seumuranku pada umumnya ini hal yang wajar, tapi menurutku ini adalah hal yang baru saja aku alami.
Siswi laki-laki satu angkatan, berbeda kelas, berambut hitam, kulitnya cukup putih, dan tubuhnya tinggi melebihi aku, dialah yang sudah mencuri perhatianku. Awalnya aku bertemu dengannya ditangga. Dia dan teman-temannya melewat didepan wajahku, menatap diriku sekilas, tapi aku tidak bisa memanglingkan mataku darinya. Namanya Radit, entah dia tinggal dimana, entah dia anak baik-baik atau tidak, entah dia sudah memiliki kekasih atau tidak, yang pasti dia adalah cinta pertamaku.
Suatu sore, aku dan teman-temanku jalan-jalan ke mall, secara kebetulan kami berpapasan dengan Radit, membuatku salah tingkah didepannya, semenjak itu kami dekat, dan berteman dengan baik. Meski sesungguhnya aku ingin hubungan kami lebih dari sekedar pertemanan, tapi, bisa berteman baik dengannya saja adalah suatu anugerah bagiku.
Radit itu laki-laki yang baik, dia ramah, sopan, serta asyik diajak bercanda, seperti layaknya yang aku fikirkan. Aku senang bisa ddekat dengannya, bisa bercanda dengannya setiap saat, bisa berpapasan dengannya setiap bertemu, bisa saling mengirim pesan singkat setiap waktu. Aku kira pertemanan kami bisa lebih dari sebuat pertemanan biasa, tapi itu mustahil, dan memang benar mustahil.
Suatu hari dibulan Oktober, aku tahu kalau Radit sudah memiliki pacar. Namanya Shilla, siswi perempuan yang kelasnya bersebelahan dengan kelasku. Dan ternyata cintaku pada Radit bertepuk sebelah tangan. Aku memang memendam rasa ini sendirian, tidak ada yang tahu. Karena aku yakin suatu saat kejadian seperti ini akan terjadi, maka lebih baik menyimpan rahasia ini sendirian.
Untuk pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta, dan ras aitu harus bertepuk sebelah tangan, juga dibalas sakit hati. Aku ini salahku memendam rasa sendirian, Radit sudah jelas tidak salah. Tapi, aku tidak mau juga kalau berpacaran dnegan Radit, hanya karena dia kasihan kepadaku saja. Itu pasti lebih membuatku skait lagi.
Yang pasti aku hanya tidak mau hubunganku dengan Radit berubah hanya karena dia sudah punya pacar. Aku ingin  tetap bersahabat dengannya. Ingin terus bebas bisa jalan-jalan dengannya, mengobrol bebas dengannya, saling mengirim pesan singkat dengannya, tanpa dia tahu kalau dia sudah membuat rasa yang amat dalam padaku. Aku tidak mau semua ini berubah.
Melihatnya bahagia dengan wanita lain adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagiku. Meski sebenarnya sakit, aku harus turut bahagia melihatnya bahagia, meski bnukan dengannku. Aku tahu Tuhan akan memberiku pendamping yang baik, meski kalau itu bukan Radit sekalipun aku ikhlas. Biar kusimpan rasa ini sendirian tanpa harus diketahui oleh orang lain.

Sabtu, 08 Februari 2014

Kenangan


Kenangan..
Setelah mendengar satu kata ini,
Terlintas ratusan hal yang terpikir didalam otak kecilku

Kalau diartikan, setiap orang pasti punya artinya sendiri untuk kata ini
Maka dari itu, kata ini terkadang sangat sulit untuk diartikan oleh kata-kata
Terkadang hanya kita yang bisa mengerti kenangan itu, tiap orang punya artinya tersendiri

Kata ini memang pendek, hanya terdiri dari delapan huruf,
Tapi kata ini sungguh memiliki arti yang tidak sependek itu
Atau bahkan memiliki arti yang sangat panjang menurut tiap orang
Itulah yang semua orang sebut dengan panggilan ‘kenangan’

Aku yakin, smeua orang pasti punya kenangannya masing-masing
Maupun itu kenangan yang pahit, atau manis
Aku yakin, kenangan yang paling berkesan dan sulit dilupakan adalah kenangan dimasa remaja

Menurutku, keanangan itu hal-hal yang pernah dialami
Dan menyimpan ribuan kesan dan makna
Yang sangat sulit, atau bahkan tidak bisa dilupakan

Kenangan memang sangat sulit untuk dilupakan, sekalipun itu kenangan terpahit
Tapi aku yakin, semua kenangan itu pasti akan terasa indah
Kalau kita menganggap kenangan itu menjadi sebuah kata, yang biasa disebut ‘pengalaman’.

Kecewanya Diriku


Kecewa? Ya benar, aku sungguh kecewa
Kecewa oleh semua kelakuan yang telah kau perbuat terhadap diriku
Dahulu kau bisikkan berbagai rangkaian kata-kata indah ke telingaku
Tapi kini? Tak ada satupun dari kata-kata indahmu itu yang kau tepati
Kau tinggalkan aku sendirian, disaat aku benar-benar membutuhkanmu
Apa kamu lupa? Semua pengorbanan yang sudah aku beri?      
Disaat kamu terpuruk dulu, apa aku tinggalkan kamu? Tidak!
Disaat kamu dikucilkan dulu, apa aku biarkan kamu begitu saja? Tidak!
Apa kamu lupa semua itu? Apa ini semua balasannya?
Apa kamu lupa dengan semua janji-janji yang pernah kau bisikkan ditelingaku dulu?
Kamu tinggalkan aku tanpa sebab, tanpa alasan yang tepat
Aku tau itu keputusan mu, aku tau aku harus terima
Tapi, jangan pernah tanya aku lagi, bila suatu saat kau kembali padaku
Karena disitu kau akan tau bagaimana jadi diriku dahulu
Terimakasih untuk semuanya yang kau berikan dulu
Terimakasih untuk kekecewaan yang telah kau berikan
Terimakasih banyak, karena kamu aku jadi sadar, dan aku jadi tahu, terimakasih.

Penggemar Rahasia

Aku hanya bisa menatap sosok itu dari kejauhan
Dari jauh ku pandangi sosok itu
Sosok pria yang di mataku dia-lah pria paling sempurna di muka bumi ini
Pria ciptaan Tuhan yang membuatku bisa gila
Di mataku hanya dia pria paling indah di dunia ini
Dia yang bisa membuatku untuk selalu memikirkannya
Dia yang bisa membuatku untuk tak berpaling ke pria lainnya
Ingin rasanya kuungkapkan semua rasa yang ada dihati ini
Tapi aku tahu aku tak bisa melakukan itu, karena aku hanyalah seorang wanita lemah
Dan kini aku hanya bisa menjadi penggemar rahasia-nya
Aku hanya bisa memendam semua rasa ini dihati kecilku
Aku tahu ini semua sangat sulit untuk dijalani
Panas, resah, gelisah, juga cemburu rasanya saat aku harus melihat dirinya bersama wanita lain
Tapi apa daya yang bisa ku lakukan? Diriku bukanlah siapa-siapa
Tapi rasa ini tetap melekat dihatiku
Untuk menyukai, mengangumi, menyayangim, dan mencintainya sepenuh hati
Dan aku tahu, aku hanya bisa menjadi penggemar rahasia-nya saja
Tapi, oh Tuhan, tolonglah bantu aku untuk menyampaikan rasa ini padanya
Menyampaikan semua rasa yang selama ini telah aku pendam padanya
Dekatkanlah diriku padanya, seperti layaknya wanita lain yang bisa dekat dengannya
Kabulkanlah harapanku untuk bisa ‘lebih’ dari hanya menjadi penggemar rahasia-nya
Aku tahu semua ini gila, aku tahu semua ini hanya impian-ku saja
Tapi aku tahu, ditangan Mu, oh Tuhan, tidak ada hal yang tak mungkin
Semua bisa saja terjadi, dan semua impian-ku bisa saja terkabul
Kabulkanlah doa-ku ini untuk bisa memilikinya, Tuhan
Agar dia tahu semua rasa yang telah aku pendam selama menjadi penggemar rahasianya selama ini