Kamis, 15 Mei 2014

Tak Seindah FTV


   Tanpa sadar tanganku menggerakan pensil yang kugenggam sambil memainkan kepala pensil tersebut diatas kertas kosong. Menghasilkan ratusan coretan tak jelas dikertas yang awalnya kosong itu. Aku pun tersadar dan berhenti mengerjakan hal yang tak berguna itu. Kenapa aku ini? ada apa pada diriku akhir-akhir ini? mengapa hidupku seolah berubah drastis? Apa artinya semua ini? apa ini cobaan yang Tuhan berikan padaku? Tidak, ku rasa ini bukan cobaan. Lalu apa ini semua? Apa akhirnya ini semua akan berakhir? Lalu aku kembali ke kehidupanku yang semula? Berakhir dengan ending bahagia seolah ini adalan drama Film Televisi?
Aku gadis yang masih duduk dibangku SMP, yang sedang mengalami entah cobaan, atau ujian, atau apapun itu yang sedang menimpa hidupku. Namaku Ashilla Putri Mutiara, badanku tinggi dan agak kurus, bunda bilang itu karena aku kurang makan. Mata sipit berwarna hitam dan kulit putih keturunan ayah, ya mungkin itulah sekilas gambaran fisik diriku. Dulu sahabatku biasa memanggilku Shilla si Kutu Buku. Mungkin itu karena kemanapun aku pergi, aku tidak bisa melepaskan buku-buku novel tebal kesayanganku dari gengaman tanganku. Tapi meski begitu aku tidak seperti layaknya seorang ‘Kutu Buku’ pada umumnya. Aku tidak terlalu pintar, buku yang aku baca juga kebanyakan novel, dibanding buku pelajaran.
Tapi itu ‘dulu’. Kini kehidupanku berubah drastis. Hal yang sangat buruk baru saja aku alami beberapa hari yang lalu, aku kehilangan sahabatku! Ya, ini mungkin hal yang tidak biasanya terjadi. Dan mungkin yang lebih sering terjadi adalah kehilangan pacar. Tapi kali ini aku kehilangan sahabat, bukan pacar. Kata setiap orang yang aku jadikan sebagai tempat curhat, menurut mereka aku harus membereskan hal ini secara baik-baik. Tapi jalan pikiranku beda. Aku pikir, lebih baik memendam semua masalah ini sendiri, dan menerima semua yang sudah terjadi, dibanding harus memperunyam masalah. Aku tidak mau bila aku bahas masalah ini lagi, malah menjadi makin rumit. Aku tidak mau itu terjadi.
Aku memercayai mereka, aku membutuhkan mereka, aku menyayangi mereka. Tapi mengapa mereka tak percaya padaku? Aku butuh penjalasan yang cukup logis untuk semua pertanyaanku ini. untuk semua apa yang telah aku alami ini. Kehidupan ini adalah suatu ending yang nyata. Bukan suatu cerita fiktif seperti layaknya FTV, yang endingnya berawal dengan kesenangan, dijalani dengan adanya sedikit konfilk, dan berakhir dengan indah. Tapi kehidupan ini kenyataan yang asli. Masa depanku aku yang menentukan, dan Tuhan yang mengabulkan. Belum tentu berakhir bahagia layaknya FTV.
Kini aku tidak punya siapa-siapa. Tapi itu disekolah. Untuk diluar, aku masih punya satu orang sahabat yang lain. Dia tidak pernah marah padaku, apapun yang terjadi. Kami selalu bersama, aku yakin itu. Tapi tetap saja, aku merindukan sahabatku yang kini menjauh. Apa salahku? Hingga mereka membenciku? Kesalahan sebesar apa hingga mereka bertindak begitu? Apakah sebesar itu kesalahan yang telah aku perbuat sampai mereka membuang muka tiap kali mereka bertatap muka denganku? Apakah tidak ada cara untuk menebus kesalahanku ini agar mereka mau memaafkanku dan menerimaku menjadi sahabat mereka lagi? ku kira kini hanya Tuhan yang bisa mengabulkan semua doaku itu.
Entah apa salahku, entah apa kesalahanku, entah hal buruk apa yang telah aku lakukan hingga mereka enggan mendekatiku lagi. Cara mereka halus, membenciku secara perlahan, tapi membuatku heran. Kian hari kian heran. Heran dengan diriku, juga dengan diri mereka. Atau mungkin aku memang pantas menerima ini semua?
Aku tahu kehidupan itu rumit. Tak seindah kehidupan dalam FTV. Tapi apakah semua ini akan berakhir secara indah seperti layaknya FTV itu? Apakah pepatah yang mengucapkan “sabar itu indah” akah terwujud dalam kehidupanku yang sedang krisis ini? apa ada jawaban yang cukup logis untuk menjawab semua pertanyaan yang muncul dari dalam otakku ini? apa ini hanya sebuah mimpi atau aku terbawa kedunia lain layaknya film Alice in Wonderland, lalu aku kembali terbangun kedunia nyata dan membawa segudang pengalaman indah?
Aku tahu itu semua bodoh. Harusnya aku membuka mataku dan sadar bahwa ini smeua bukanlah mimpi. Tapi ini kenyataan. Kenyataan yang menyedihkan. Yang aku simpan sendiri. Dan lebih bodohnya lagi aku tak bisa berbuat apa-apa untuk memperbaiki kenyataan yang suram ini. aku terlalu ketakutan, terlalu ketakutan bahwa bila aku berbuat lebih jauh, akan terjadi hal yang lebih suram. Inilah ending hidupku. Ending hidup seorang Ashilla Putri Mutiara, yang dulunya sangat indah dan bahagia, berubah secara drastic menjadi suram dan menyedihkan, yang selalu berharap bahwa akhirnya akan bahagia layaknya ending FTV, tapi dia yakin bahwa itu suatu mimpi yang ‘mustahil’.